Senin, 07 September 2009

Bab 4 Hakikat Haji- Bagian 1

Pada hakikatnya haji adalah gambaran dua pemandangan, dan di dalam setiap amalan ibadah haji tersirat dua hakikat. Walaupun setiap perintah Allah swt mengandung banyak kemaslahatan dan hikmah, namun tidak setiap pikiran orang mampu menjangkaunya. Akan tetapi ada sebagian kemaslahatan yang jelas dan terbuka, yang bisa dipahami oleh semua orang. Begitu pula dengan ibadah haji, yang mengandung banyak maslahat yang tidak bisa dipahami oleh setiap orang. Akan tetapi, dua perkara di bawah ini sangat jelas terkandung di dalam setiap rukun dan dalam setiap bagian ibadah haji. Pertama, haji adalah gambaran pemandangan kematian dan keadaan setelah mati. Kedua, gambaran yang menunjukkan perasaan cinta dan rindu, dan gambaran terwarnainya ruh dengan kerinduan dan kecintaan yang hakiki.

Secara ringkas, di sini akan diingatkan tentang dua pemandangan itu sebagai gambaran. Dengan memikirkan gambaran ini, semua pemandangan itu akan tampak dan jelas di dalam setiap amalan haji. Gambaran pertama adalah pemandangan kematian dan keadaan setelah mati. Sebagaimana seseorang yang pada saat berangkat dari rumah meninggalkan kaum kerabatnya, rumahnya, negaranya dan kawan-kawannya dan ia pergi ke negara lain, seakan-akan ia pergi ke alam lain. Segala sesuatu yang dicintai oleh hati seperti rumah, sawah, kebun dan duduk-duduk dengan orang yang dicintai, akan ia tinggalkan pada saat ia bepergian. Begitu juga pada saat seseorang meninggal dunia, ia akan meninggalkan semua perkara itu. Perkara-perkara inilah yang patut untuk direnungkan, dipikirkan dan dijadikan pelajaran. Yakni, sebagaimana barang-barang yang ia cintai, ia tinggalkan untuk sementara waktu pada hari ini, maka akan datang waktunya ketika ia harus meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Kemudian dengan pandangan yang lebih dalam, pada saat ia menaiki kendaraan, ia akan ingat dan membayangkan bahwa jenazahnya sedang dinaikkan ke atas keranda. Setelah duduk di dalam kendaraan dan kendaraan pun mulai berjalan, maka langkah demi langkah, ia semakin jauh dari kampung halamannya dan teman-temannya. Ini adalah gambaran orang-orang yang memikul jenazahnya, setiap langkahnya akan menjauhkannya dari rumahnya, keluarganya dan semua kekayaannya. Ada sebagian orang yang mau ikut menshalatkan jenazahnya, ada yang sampai mengantarkannya ke kuburan dan sebagian orang ikut mengebumikannya, sampai ia dikubur dan ditimbun dengan tanah. Semua pemandangan ini dialami oleh semua orang yang melaksanakan haji. Saat mulai meninggalkan rumahnya maka beberapa orang menyalaminya untuk melepaskan kepergiannya dengan mengucapkan Fii Amaanillah, sebagian orang ada yang mengantar sampai stasiun, sebagian kerabat dekatnya bahkan ada yang sampai mengantar ke bandara. Setelah itu ia akan bergabung dengan jamaah haji yang lain. Ia pergi haji dengan membawa sedikit hartanya untuk bekal perjalanan. Di antara sebagian kawan perjalanannya, ada yang karakternya baik dan ada juga yang tidak baik. Teman perjalanan yang baik akan menjadikan suasana perjalanan haji menjadi tenang dan menyenangkan. Sebaliknya kawan yang buruk, menyebabkan perjalanan menjadi tidak nyaman dan menyusahkan. Kira-kira seperti inilah pemandangan-pemandangan yang akan dialami seseorang ketika dalam perjalanan ke akhirat. Yakni, yang akan menemaninya di dalam kubur adalah kawan yang akan bersamanya sampai akhir.

Di antaranya adalah amal baik, yang akan menyebabkan datangnya berbagai macam kesenangan dan kebahagiaan, dan amal buruk yang akan menyebabkan timbulnya berbagai macam penderitaan dan kesusahan. Amal yang baik akan menemani tuannya di dalam kubur dalam wujud seorang laki-laki yang sangat tampan, sedangkan amal buruk akan menemani ahli kubur dalam wujud seorang yang buruk rupa, menakutkan dan berbau busuk.
Di alam kubur ini, kebahagiaan yang ia dapatkan semata-mata adalah karena amal sholehnya yang telah ia lakukan sebelum meninggal dunia. Seperti halnya kebahagiaan dan kesenangan yang dialami ketika dalam perjalanan haji adalah karena harta, bekal dan perlengkapan yang telah ia persiapkan sebelum pergi haji. Ya, ada sebagian orang yang sangat beruntung di dalam kubur karena ada saudaranya, kaum kerabatnya dan temannya yang membaca Al Qur’an atau bersedekah lalu menghadiahkan pahalanya kepadanya. Maka hadiah itu akan berguna baginya pada saat ia sangat memerlukannya. Sebagaimana seseorang yang sedang mengerjakan haji lalu saudaranya atau kerabatnya mengirimkan uang dengan transfer ke rekeningnya, maka hal itu akan menyebabkan orang yang berhaji merasa senang dan gembira. Kemudian, segala jenis bahaya, perampokan, pencurian, pemeriksaan paspor dan penimbangan.

0 komentar:

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Blog ini berusaha menyampaikan kutipan-kutipan ayat-ayat suci Al Qur'an maupun hadits-hadits Nabi SAW, mengenai keutamaan melaksanakan ibadah haji dan umroh. Semoga bermanfaat ya...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP