Rabu, 14 Oktober 2009

Bab 3 Sabar Menghadapi Kesusahan Dalam Perjalanan Haji. Prolog.

Setiap bentuk perjalanan tentu akan menyebabkan datangnya kesusahan. Oleh karena itu, selama dalam perjalanan, syariat telah memberikan keringanan sedemikian rupa sehinga shalat yang 4 rakaat boleh dikerjakan hanya 2 rakaat saja ( diqashar ). Rasulullah saw sendiri bersabda:
“ Perjalanan adalah satu bagian dari api”

Maka dari itu, di dalam setiap perjalanan pasti terdapat kesusahan. Karena perjalanan haji adalah perjalanan seorang pecinta, hendaknya perjalanan tersebut dilaksanakan seperti layaknya seorang pecinta Yakni jika ada yang berkata buruk kepadanya, mencaci maki dirinya, atau bahkan melemparinya dengan batu, hendaknya semua itu tidak dihiraukan, tetapi hendaknya ia tenggelam dalam angan-angannya dan selalu dalam keadaan gembira. Menahan segala penderitaan di dalam perjalanan ini, akan menyebabkan bertambahnya pahala, dengan syarat penderitaan itu tidak bertentangan dengan kemaslahatan agama atau kesehatan.

Imam Ghazali rah.a. telah menulis bahwa di dalam perjalanan ini, seseorang hendaknya membelanjakan apa saja dengan ikhlas. Dan kerugian apa saja yang dialaminya, baik kerugian harta atau nyawa, hendaknya disikapi dengan senang hati, karena hal itu merupakan pertanda bahwa hajinya diterima. Musibah di dalam perjalanan haji menyamai membelanjakan harta di jalan Allah swt. Yaitu 1 dirham mendapatkan ganti 700 dirham. Dan menanggung penderitaan di dalam perjalanan haji sama dengan menanggung penderitaan di medan jihad. Oleh karena itu, barangsiapa yang menahan penderitaan dan kerugian ketika melaksanakan haji, maka baginya pahala yang besar di sisi Allah swt. Kerugian yang ia alami tidak akan sia-sia. ( sumber Kitab ithaaf ).

Di dalam hadits yang shahih disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda kepada ‘Aisyah r.ha.,” Pahala ( umrah-mu ) sesuai dengan penderitaanmu.” Dengan demikian jelaslah bahwa semakin banyak penderitaan dalam perjalanan, maka akan semakin banyak pahala yang diperoleh. Akan tetapi sangat penting diperhatikan bahwa kesusahan yang akan mendatangkan pahala adalah kesusahan yang terpuji. Kesusahan yang tidak beralasan tidaklah terpuji. Di dalam kitab Shahih Bukhari ada sebuah hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw telah melewati seseorang yang tangannya diikat dengan tali dan seseorang yang lain yang memegang tali tersebut dan menariknya untuk berthawaf. Maka Rasulullah saw lalu memutus tali tersebut dan bersabda,” Tariklah ia dengan memegang tangannya.” Pada zahirnya, orang itu adalah orang yang buta atau ada suatu halangan sehingga ia memerlukan orang lain untuk menuntunnya.
Ada satu lagi kisah semacam ini di dalam hadits bahwa Rasulullah saw melihat 2 orang yang diikat dengan tali ketika berjalan. Rasulullah saw bertanya,” Ada apa ini?” Mereka menjawab,” Ya Rasulullah, kami telah bernadzar untuk berjalan sampai ke Ka’bah dalam keadaan diikat satu sama lain.” Rasulullah saw bersabda,” Putuskan tali ini. Nadzar semacam itu tidak benar. Ini adalah perbuatan syaithan. Yang dimaksud nadzar itu adalah pekerjaan-pekerjaan yang baik.”( Sumber: Umdatul Qari )

Adapun berjalan kaki ketika dalam perjalanan haji merupakan perbuatan terpuji dan disukai. Oleh karena itu, sedapat mungkin seseorang itu hendaknya berjalan kaki. Sehingga berdasarkan ayat yang telah dituliskan pada permulaan kitab ini, dimana di dalam lafadz rijalan yakni orang yang berjalan kaki, lebih dulu disebutkan, kemudian baru orang-orang yang naik kendaraan. Sebagian ulama mengatakan bahwa menunaikan haji dengan berjalan kaki lebih utama daripada naik kendaraan. Bahkan, sebagian ulama mengatakan bahwa orang yang biasa bepergian dengan berjalan kaki, maka adanya biaya transportasi tidak termasuk dalam syarat wajibnya haji ke atasnya. Jika badannya sehat dan kondisi jalan aman, maka menunaikan haji diwajibkan kepadanya. ( sumber: Umdah ).

Di dalam hadits banyak didapati sabda-sabda Nabi saw mengenai keutamaan menunaikan haji dengan berjalan kaki.

0 komentar:

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Blog ini berusaha menyampaikan kutipan-kutipan ayat-ayat suci Al Qur'an maupun hadits-hadits Nabi SAW, mengenai keutamaan melaksanakan ibadah haji dan umroh. Semoga bermanfaat ya...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP