Bab 1 Anjuran Menunaikan Ibadah Haji. Hadits ke-4
Hadits ke-4
Thalhah r.a, meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Kecuali pada hari perang Badar, tidak ada hari ketika syaitan tampak lebih hina, lebih tersisih, lebih rendah, dan lebih marah daripada hari Arafah. Semua itu karena ia melihat rahmat Allah swt. turun dengan melimpah dan Allah swt. mengampuni dosa-dosa besar pada hari itu ( Hari Arafah ).” ( Misykat )
Keterangan
Sangat masuk akal jika syaitan sangat marah, sedih, dan merasa hina pada hari Arafah, karena sepanjang hidupnya ia telah berusaha menyesatkan manusia dengan susah payah, sehingga banyak sekali manusia yang melakukan maksiat. Sedangkan pada hari itu, semua dosa tersebut telah dihapuskan oleh cucuran rahmat Allah swt..
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa syaitan menyuruh pasukannya duduk di jalan-jalan yang dilalui oleh jamaah haji untuk menyesatkan mereka dari jalan yang. lurus. ( Kanzul-Ummal )
Imam Ghazali rah.a. telah menulis kisah tentang seorang wali yang ahli kasyaf. Diceritakan bahwa wali tersebut melihat syaitan dalam keadaan lemah pada hari Arafah, wajahnya pucat, kedua matanya mencucurkan air mata, dan badannya bungkuk, tidak bisa berdiri tegak. Sang wali bertanya, “Mengapa kamu menangis?” Syaitan menjawab, “Aku menangis karena jamaah haji berkumpul di hadapan Allah swt. tanpa tujuan dunia sedikit pun ( berdagang atau yang lainnya ). Aku takut dan khawatir jika Dzat Yang Mahasuci mengampuni mereka semua. Karena sangat sedih memikirkan hal itu, maka aku menangis.” Sang wali bertanya lagi, “Lalu mengapa badanmu kurus?” Syaitan menjawab, “Badanku kurus disebabkan oleh bunyi telapak kaki kuda yang bergerak di jalan Allah swt. ( haji, umrah, jihad, dan sebagainya ) setiap waktu. Alangkah baiknya jika kendaraan-kendaraan itu berjalan di atas jalanku ( permainan, pekerjaan, maksiat, bisnis yang haram, dan sebagainya ), sehingga aku sangat gembira.” Sang wali bertanya, “Mengapa wajahmu pucat?” Syaitan menjawab, “Karena orang-orang saling menganjurkan berbuat kebaikan dan tolong-menolong dalam kebaikan. Alangkah menyenangkannya jika mereka tolong-menolong dalam berbuat dosa.” Sang wali bertanya lagi, “Mengapa punggungmu bungkuk?” Syaitan menjawab, “Karena orang-orang selalu berdo’a, ‘Ya Allah, jadikanlah akhir hayatku dalam kebaikan.” Dan apabila seseorang memikirkan akhir hayatnya, maka mustahil ia akan sombong dengan amalan baiknya ( sehingga amalannya akan rusak ).”
0 komentar:
Posting Komentar