Minggu, 27 Juni 2010

Bab 1 Anjuran Menunaikan Ibadah Haji. Hadits ke-5

Hadits ke-5

Ibnu Syamasah rah.a. berkata, "Tatkala Amr bin ‘Ash r.a. dalam sakaratul-maut, kami berada di sampingnya. Lama sekali ia menangis. Setelah itu ia menceritakan kisah bagaimana ia masuk Islam. la berkata, 'Ketika Allah swt. memasukkan di dalam hatiku keinginan untuk masuk Islam, aku pergi kepada Rasulullah saw. dan berkata, 'Ya Rasulullah, ulurkanlah tanganmu supaya aku berbai'at kepadamu.' Kemudian ketika Rasulullah saw. mengulurkan tangannya, aku menarik tanganku. Maka Rasulullah saw. bertanya, 'Wahai Amr, apa yang terjadi denganmu?' 'Aku ingin mengajukan syarat Ya Rasulullah.' jawabku. Lalu beliau bertanya, 'Syarat apakah yang ingin engkau ajukan?' Aku menjawab, 'Syaratnya, Allah swt. mengampuni dosa-dosaku yang telah lalu.' Maka Rasulullah saw. bersabda, 'Tidak tahukah engkau bahwa Islam menghapuskan dosa yang dilakukan dalam kekafiran, hijrah menghapuskan dosa yang dilakukan ketika belum hijrah, dan haji menghapuskan dosa yang dilakukan sebelum haji.'" ( At-Targhib ) 

Keterangan
Di dalam hadits di atas, selain pembahasan apakah yang akan diampuni itu dosa kecil atau dosa besar, sebagaimana telah dibahas dalam hadits pertama, ada dua perkara yang perlu diperhatikan. Pertama, hak seseorang atas kita. Kedua, dosanya melanggar hak tersebut. Dengan melakukan haji atau ibadah lainnya, hanya dosa saja yang diampuni, sedangkan melanggar hak tidak diampuni. Misalnya, mencuri harta orang lain. Di dalamnya ada dua perkara. Pertama, harta yang dicuri. Kedua, dosa melakukan pencurian. Dalam contoh di atas, diampuninya dosa bukan berarti harta yang dicuri itu tidak harus dikembalikan, akan tetapi harta yang dicuri harus dikembalikan kepada pemiliknya.

Sebuah hadits menyebutkan bahwa pada sore hari Arafah di padang Arafah, Rasulullah saw. berdoa kepada Allah swt. dengan merengek-rengek agar Allah swt. mengampuni umatnya. Lama sekali beliau berdoa, akhirnya doa beliau dikabulkan oleh Allah swt.. Allah swt. berfirman, “Dosa-dosa hamba-Ku kepada-Ku, Aku akan mengampuninya. Adapun kezhaliman antar mereka tetap akan dituntut. Setelah itu, Rasulullah saw. berdoa lagi dan berkali-kali beliau berdoa, ‘Ya Allah, Engkau berkuasa memberi ganti kepada orang yang dizhalimi dan mengampuni orang yang berbuat zhalim.’ Pagi harinya, doa ini juga dikabulkan oleh Allah swt.. Maka pada waktu itu Rasulullah saw. tersenyum. Para sahabat r.a. bertanya, “Ya Rasulullah, pada saat seperti ini tidak biasanya engkau tersenyum. Lalu mengapa engkau tersenyum?” Rasulullah saw. menjawab, “Ketika syaitan mengetahui bahwa Allah swt. menerima doaku, ia menaburkan debu di atas kepalanya sambil menjerit-jerit.” (At-Targhib).



0 komentar:

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Blog ini berusaha menyampaikan kutipan-kutipan ayat-ayat suci Al Qur'an maupun hadits-hadits Nabi SAW, mengenai keutamaan melaksanakan ibadah haji dan umroh. Semoga bermanfaat ya...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP