Minggu, 27 Juni 2010

Bab 5 Adab-adab Haji. Hadits ke-1

Hadits-Hadits Mengenai Adab-adab Haji

Hadits Ke-1

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Ketika seseorang yang hendak berhaji keluar dari rumahnya dengan membawa harta yang halal dan ia telah duduk di atas kendaraannya kemudian mengucapkan Labbaik Allahumma Labbaik, maka malaikat pun mengucapkan Labbaik wa Sa'daik dari atas langit ( untuk menguatkan ucapan orang yang berhaji itu ) ; yakni, 'Ucapan Labbaikmu diterima.' Malaikat itu berkata, 'Perbekalanmu halal, kendaraanmu halal ( yakni dihasilkan dari harta yang halal ), dan hajimu mabrur, ( Mengenai pengertian haji mabrur telah diuraikan dalam Hadits ke-2 Bab I ), dan tidak ada musibah atasmu.' Dan jika seseorang pergi haji dengan harta haram, dan setelah ia duduk di atas kendaraannya mengucapkan Labbaik, maka dari atas langit malaikat mengucapkan Laa Labbaik Laa Sa'daik yakni Labbaikmu tidak diterima. Bekalmu haram, perbelanjaanmu haram, dan hajimu adalah maksiat, tidak mabrur.'" 

Keterangan
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa bila seseorang pergi haji dengan membawa harta yang haram dan ia mengucapkan Labbaik, maka Allah swt. berfirman, "Labbaikmu tidak diterima." Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa Allah swt. berfirman, "Hajimu yang ini mardud," yakni tidak diterima. Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa hajinya dilipat dan dilemparkan ke wajahnya. Hadits yang lain menyebutkan bahwa barang siapa yang pergi haji dengan harta yang haram, maka perjalanannya itu bukan dalam ketaatan kepada Allah swt.. Kemudian setelah ia naik ke atas kendaraannya dan mengucapkan Labbaik, maka malaikat mengatakan Laa Labbaik Laa Sa'daik, penghasilanmu haram, pakaianmu haram (dibeli dengan harta haram), kendaraanmu haram, dan perbekalanmu haram. Kembalilah kamu dalam keadaan musibah di atasmu, dan bawalah bersamamu doa buruk. Dan barang siapa yang pergi haji dengan membawa harta yang halal dan setelah duduk di atas kendaraannya ia mengucapkan Labbaik, maka malaikat pun mengucapkan Labbaik Wa Sa'daik bersamanya. Malaikat juga berkata, "Rezekimu halal, pakaianmu halal, kendaraanmu halal, bekalmu halal, kamu kembali dengan haji mabrur dan tidak ada suatu musibah pun atasmu. Sebuah hadits menyebutkan bahwa ketika Nabi Musa a.s. menunaikan haji, beliau berlarian antara Shafa dan Marwah sambil mengucapkan Labbaik, maka terdengarlah suara dari langit, "Labbaika 'abdii ana ma'aka' ( Hamba-Ku, Aku pun mengucapkan Labbaik dan Aku bersamamu)." Mendengar suara itu, Nabi Musa a.s. langsung bersujud. ( Durrul-Mantsur )

Kisah tentang Zainal 'Abidin r.a. telah dituliskan dalam keterangkan Hadits ke- 6 Bab I, yaitu ketika beliau mulai berpakaian Ihram dan tiba saatnya untuk mengucapkan Labbaik, wajahnya menjadi pucat dan badannya bergetar sehingga tidak kuasa mengucapkan Labbaik. Seseorang bertanya kepada beliau mengenai sebabnya. Beliau menjawab, "Aku takut jangan-jangan sebagai jawabannya dikatakan Laa Labbaik." Yakni Labbaiknya tidak diterima. Walaupun menurut para ahli fiqih, haji seperti itu sah tetapi tidak diterima, dan dosa mengambil harta haram itu dihisab tersendiri. Kita sangat meringan-ringankan masalah ini. Kita merasa diri kita kuat sehingga kita berani mengambil harta orang lain dengan cara yang zhalim, dan hati kita gembira karena tidak ada yang berani menuntut kita atau menuduh kita. Akan tetapi, besok pada hari ketika setiap orang yang dizhalimi akan menjadi kuat, pada hari itu setiap orang yang zhalim akan mengetahui hakikat kezhalimannya. Pada saat itu, satu daniq yang kurang lebih sama dengan dua sen harus diganti dengan 700 shalat yang diterima oleh Allah swt.. Padahal, kemungkinan kita tidak mempunyai shalat yang makbul sebanyak itu. Akan tetapi, pada hari Kiamat, setiap dua sen harus diganti dengan shalat sebanyak itu. ( Syami ). Suatu ketika, Rasulullah saw. bertanya, "Siapakah orang yang bangkrut?" Para sahabat r.a. menjawab, "Menurut kami, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak punya harta kekayaan." Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang bangkrut adalah orang yang membawa banyak shalat, puasa, dan amal-amal yang lain pada hari Kiamat. Akan tetapi, di dunia ia telah mencaci maki orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain, dan memukul orang lain, maka pada hari Kiamat, amalan baiknya sebagian diberikan kepada si ini, sebagian kepada si itu, sebagian kepada si fulan, dan ketika semua amal baiknya habis, maka dosa-dosa orang yang dizhaliminya akan dibebankan ke atasnya sesuai kadar kezhalimannya. Kemudian ketika seluruh kebaikannya habis, maka dengan dosanya ditambah dengan dosa-dosa orang yang dizhaliminya, ia dicampakkan ke neraka Jahannam." Hadits yang lain menyebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang menanggung hak orang lain, baik berupa harga diri, kehormatan, atau yang lainnya, hendaknya diselesaikan di dunia sebelum tiba waktunya ketika seseorang tidak mempunyai uang. Bila ia mempunyai amal baik, maka kezhalimannya harus dibayar dengan amal baiknya. Dan bila ia tidak punya amal baik, maka dosa-dosa orang yang dizhaliminya akan diberikan kepadanya." (Misykat)

Hadits yang lain menyebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang merampas tanah orang lain satu jengkal dengan cara yang zhalim, maka pada hari Kiamat, bagian itu akan dikalungkan di lehernya sampai ke lapis bumi yang ke tujuh." (Misykat)
Jelas sekali betapa beratnya beban yang diletakkan di lehernya. Suatu ketika, Rasulullah saw. mengerjakan shalat gerhana matahari. Ketika mengerjakan shalat di tampakkan di depan Rasulullah saw. keadaan neraka dan surga. Maka Rasulullah saw. melihat seorang wanita di dalam neraka yang ketika di dunia telah mengurung seekor kucing dan tidak memberinya makan sehingga kucing itu mati, juga kucing itu tidak dilepaskan supaya mencari makan sendiri. Karena menelantarkan kucing itulah ia diadzab di neraka." (Misykat)
Jika seseorang memelihara hewan, ia mempunyai tanggung jawab memberi makan binatang itu. Binatang itu tidak bisa berbicara, kebanyakan ia merasa lapar dan haus, dan orang yang memeliharanya terkadang tidak ingat karena kesibukannya dalam bekerja. Dalam sebuah hadits yang lain, Rasulullah saw. bersabda, "Pada hari Kiamat, orang yang paling buruk adalah orang yang merusak akhiratnya demi dunia orang lain." (Misykat) Yakni, ia membela orang yang berbuat zhalim kepada orang lain karena adanya hubungan antara ia dengan orang yang zhalim. Sehingga karenanya, orang yang zhalim itu mendapat keuntungan di dunia, dan di akhirat ia akan rusak bersama akhiratnya orang yang zhalim itu. Oleh karena itu, dengan penuh kesungguhan, hendaknya kita selalu menghindarkan diri dari perkara-perkara seperti itu. Dan setiap waktu hendaknya waspada, karena tidak tahu kapan kematian akan datang dan musibah ini berada di atas kepala kita. Khususnya waktu melakukan perjalanan haji, dengan penuh kesungguhan hendaknya kita bersihkan diri kita dari perkara-perkara seperti itu. Dalam perjalanan yang sangat panjang ini kita tidak tahu apakah bisa kembali atau tidak.

0 komentar:

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Blog ini berusaha menyampaikan kutipan-kutipan ayat-ayat suci Al Qur'an maupun hadits-hadits Nabi SAW, mengenai keutamaan melaksanakan ibadah haji dan umroh. Semoga bermanfaat ya...

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP